Pengembangan Sistem Autentikasi Hotspot Akademis Terpusat Berbasis Teknologi Web Service

PENGEMBANGAN SISTEM AUTENTIKASI HOTSPOT AKADEMIS TERPUSAT BERBASIS TEKNOLOGI WEB SERVICE
Yesi Novaria Kunang, Ilman Zuhri Yadi
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma
e-mail: yesi_kunang@mail.binadarma.ac.id,
ilmanzuhriyadi@mail.binadarma.ac.id

ABSTRAKS

Sistem autentikasi hotspot berbasis radius server membutuhkan user id dan password untuk terkoneksi ke jaringan wireless. Pada Universitas biasanya sudah memiliki sistem akademis sendiri di mana setiap mahasiswa dan dosen memiliki user id dan password masing-masing untuk login ke sistem akademisnya. Masalah timbul ketika dalam pengembangan sistem autentikasi hotspot berbasis radius server perlu beroperasi dengan menggunakan data tersebut. Biasanya Sistem informasi akademis yang dimiliki dan sistem autentikasi memiliki database masing-masing dengan struktur database dan platform struktur pemrograman yang berbeda. Dengan sistem yang tidak tidak terintegrasi tersebut mengakibatkan administrator jaringan harus menginputkan data yang jumlahnya ribuan seperti data user mahasiswa dan dosen pada sistem autentikasi hotspot berbasis radius, selain itu informasi mengenai personal yang sama bisa saja berbeda dengan sistem akademis. Untuk itu pada penelitian ini mengembangkan sistem autentikasi hotspot terpusat di lingkungan Universitas yang memanfaatkan web services untuk mensinkronkan data pengguna hotspot dengan data user pada sistem akademis. Penelitian ini menggunakan sistem autentikasi hotspot berbasis radius server, MySQL, php, dan chillispot, dan script web service menggunakan aplikasi php dan library xml-rpc untuk mensinkronkan data pengguna hotspot dengan data pengguna di sistem akademis.

Kata Kunci: web services, sinkronisasi data, autentikasi hotspot, radius, sistem akademis

(Tulisan ini telah dipublikasikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012)Yogyakarta, 15-16 Juni 2012. Makalah lengkap bisa didownload PENGEMBANGAN SISTEM AUTENTIKASI HOTSPOT AKADEMIS TERPUSAT BERBASIS TEKNOLOGI WEB SERVICE)

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, pemanfaatan Teknologi Informasi di dunia pendidikan sangatlah berperan. Terutama untuk pemanfaatan teknologi komputer dan internet. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk menunjang kelancaran proses akademis dan proses belajar mengajar, misalnya untuk sistem penyebaran informasi dalam bentuk sistem informasi akademis, elearning, perpusatakaan digital, dan lain-lain. Dengan kemajuan teknologi informasi tersebut memungkinkan suatu informasi diakses dimana saja, dan kapan saja, sehingga sangat membantu mobilitas. Apalagi dengan kemajuan kemajuan teknologi wirelessyang sangat menunjang mobilitas pengguna. Dengan hotspot pengguna jaringan bisa menikmati akses internet dimanapun berada selama di area hotspot tanpa harus menggunakan kabel. Di lingkungan kampus sendiri dengan adanya layanan Hotspotdiharapkan akan mempercepat akses informasi bagi mahasiswa, karyawan dan dosen, khususnya di dunia pendidikan.

Untuk pengamanan jaringan Wireless LAN (Hotspot) sendiri banyak sekali alternatif pengamanan yang bisa digunakan, antara lain menggunakan kunci enkripsi yang digunakan bersama-sama oleh para pengguna wireless LAN misalnya dengan menggunakan kunci enkripsi WEP dan WPA. Penggunaan kunci enkripsi ini kurang fleksibel dalam pendistribusian key enkripsinya. Dengan jumlah pengguna hotspotyang sangat besar seperti di Universitas yang memiliki jumlah mahasiswa ribuan, maka penggunaan kunci enkripsi akan sangat menyulitkan, ditambah lagi jumlah titik-titik hotspot di lingkungan Universitas juga sangat banyak, sehingga akan mengakibatkan mekanisme autentikasi dan pengamanannya pun akan beragam. Mekanisme pengamanan yang paling sesuai untuk lingkungan Universitas adalah dengan menerapkan proses autentikasi. Pada proses ini pengguna harus melakukan autentikasi ke sebuah server autentikasi, misalnya RADIUS, sebelum terhubung kewireless LAN atau internet. Pada umumnya proses autentikasi ini menggunakan nama-pengguna dan password (Yesi & Ilman, 2008).

Sebuah Universitas biasanya sudah memiliki sistem akademis sendiri di mana setiap mahasiswa dan dosen memiliki user id dan password masing-masing untuk login ke sistem akademisnya. Masalah akan timbul ketika dalam pengembangan sistem autentikasi hotspot perlu beroperasi dengan menggunakan data tersebut untuk melakukan suatu fungsi layanan akses ke hotspot yang tersedia. Sistem informasi akademis yang dimiliki dan sistem autentikasi hotspot yang akan dikembangkan akan memiliki database masing-masing dengan struktur database danplatformstruktur pemrograman yang berbeda. Hal tersebut diakibatkan masing-masing sistem dan aplikasi tadi dikembangkan secara terpisah oleh pengembang yang berbeda-beda.

Sehingga tidak ada sinkronisasi antar sistem. Masalah yang timbul diakibatkan sistem yang tidak terintegrasi tersebut mengakibatkan administrator masing-masing sistem harus menginputkan data seperti data user mahasiswa dan dosen berulang kali pada masing-masing sistem, selain itu informasi mengenai personal yang sama bisa saja berbeda di masing-masing database terutama diakibatkan ketidak metukahiran data di beberapa sistem. Kendala bagi pengguna sendiri dengan tidak adanya sinkronisasi data tersebut mengakibatkan pengguna memiliki akses login yang berbeda di tiap sistem yang berdampak pada seringnya pengguna lupa userlogin dan password ke beberapa sistem, yang tentu saja akan sangat menyulitkan administrator sistem.

Agar masalah ketidak sinkronan data yang diakibatkan perbedaan platform databasedan bahasa pemrograman ini tidak menjadi kendala maka perlu dibangun suatu integrator yang memanfaatkan Web Service sebagai jembatan penghubung antar sistem informasi akademis Universitas dengan Sistem autentikasi hotspot terpusat, dalam berkomunikasi dan bertukar data. Pada dasarnya, Web service ini memandang aplikasi sebagai sebuah service dalam web. Penggunaan protokol transport HTTP dan format data XML dalam Web service sebagai standar web yang sudah umum dipakai, memungkinkan untuk menghubungkan berbagai service dalam web tanpa menyinggung masalah perbedaan bahasa pemrograman yang ada.

Sinkronisasi antar basis data dimulai dengan memproses dokumen XML hasil representasi suatu basis data sumber kemudian membandingkan hasilnya dengan basis data tujuan. Terdapat dua buah dokumen yang akan diproses, yaitu dokumen yang berisi informasi skema basis data dan dokumen yang berisi data itu sendiri. (Riskadewi & Gede Karya, 2004)

Beberapa kajian yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatanweb services sebagai solusi integrasi data dan aplikasi baik di lingkungan akademik, pemerintahan dan bisnis, kesimpulan yang didapat dari kajian tersebut adalah konsep teknologi web service muncul untuk mendukung sistem terdistribusi yang berjalan pada infrastruktur yang berbeda. SOAP dan beberapa teknologi yang didukung seperti WSDL dan UDDI merupakan kombinasi dari XML yang dikirimkan melalui HTTP (Herald S. & Adri P., 2009) dan (Budi S., 2008).

 2. METODA PENELITIAN

Aktifitas yang dilakukan yaitu melakukan sinkronisasi data antara sistem informasi akademik dan sistem autentikasi hotspot terpusat dimana Sinkronisasi antar basis data dimulai dengan memproses dokumen XML hasil representasi suatu basis data sumber kemudian membandingkan hasilnya dengan basis data tujuan. Untuk melakukan sinkronisasi tersebut dibutuhkan sebuah software yang diposisikan sebagai software tengah (middleware) yang fungsinya menghubungkan kedua software sistem yang digunakan. Dengan menggunakan middleware ini memungkinkan aplikasi-aplikasi dan pemakai mempertukarkan informasi lewat jaringan-jaringan. Layanan- layanan ini berada di tengah (Middle) diatas sistem operasi dan perangkat lunak jaringan serta dibawah aplikasi tersebar. (Hariyanto, 2004)

Gambar 1. Desain Sistem Autentikasi Hotspot

Model Penelitian ini menerapkan action research yang langkahnya: mendefinisikan masalah dan tujuan, studi pustaka, hipotesa, membuat rancangan, menentukan kriteria evaluasi, melaksanakan eksperimen dan terakhir mengevaluasi.

2.1 Alat dan Bahan

Dalam implementasi penelitian yang dilakukan perangkat keras yang digunakan pada penelitian antara lain: perangkat komputer untuk server radius dan server autentikasi, server akademik, access point jenis WRT300N v1.1 dan WRT54GL v.1.1. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian antara lain Sistem Operasi Linux Ubuntu Server, Tools Freeradius untuk radius server, database MySQL untuk menyimpan data user data koneksi dan data akademis, Tools web server apache dan script PHP yang digunakan untuk server autentikasi, manajemen user dan untuk berkomunikasi dengan server akademis, Firmware DD-WRT yang diinstal di Acess point, yang bisa didownlaod di http://www.dd-wrt.com/, tools dialupadmin untuk manajemen user, yang bisa didownload di http://sourceforge.net/projects/dialup-admin/., dan Library XML-RPC untuk pengembangan webservices yang bisa didownload di http://phpxmlrpc.sourceforge.net/

2.2 Analisa Kebutuhan Sistem

Tujuan dalam analisa kebutuhan sistem ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem berdasarkan pada aspek kebutuhan pengguna.  Secara umum ada dua kategori pengguna pada sistem yaitu user biasa dan admin. Untuk user biasa pada sistem autentikasi dan sistem akademis yang ada di lingkungan Universitas biasanya berupa user mahasiswa, dosen dan karyawan. Pada umumnya pengguna pada sistem autentikasi hotspot Universitas menginginkan kemudahan (kepraktisan) melakukan konektivitas ke  jaringan Hotspot yang ada di seluruh lingkungan Universitas (Yesi & Ilman, 2008). Untuk itu akan lebih baik jika proses autentikasi di jaringan hotspot menggunakan user dan password yang sudah ada pada sistem akademis. Sehingga perlu dilakukan sinkronisasi antara data user yang ada pada sistem autentikasi dan pada sistem akademis. Di sisi administrator (khususnya admin jaringan wireless) membutuhkan sistem yang menerapkan proses autentikasi yaitu pengguna hotspot adalah memang dari lingkungan Universitas, otorisasi hak akses pengguna berdasarkan level pengguna yang memungkinkan pembatasan akses jika diperlukan dan accounting untuk memonitoring.

3. Rancangan Sistem 3.1 Topologi Jaringan

Topologi jaringan komputer nirkabel yang akan digunakan penulis terhadap studi literatur yang telah dilakukan yaitu topologi dengan konsep Portal (Terpusat Nixon, dkk., 2008), dimana konsep dari topologi ini ialah topologi jaringan yang umum digunakan untuk hotspot. Hotspot mejadi portal untuk akses bagi pc client.

Gambar 2. Rancangan Topologi jaringan Server Autentikasi Hotspot 3.2 Desain Komunikasi Web Service

Desain mekanisme komunikasi pada aplikasi webservice yang digunakan untuk berkomunikasi dengan database server akademik Universitas bisa dilihat pada gambar 2. Aplikasi ini ada dua yaitu aplikasi server yang bisa diletakkan di server akademis Universitas, dan aplikasi client yang diletakkan pada server Radius. Aplikasi Client akan me-request data mahasiswa aktif dan dosen ke aplikasi server.

Untuk mengembangkan webservice pada penelitian ini digunakan Library PHP XML-RPC. Sedangkan untuk proses sinkronisasi bisa dimanfaatkan Tools Crontab pada server radius untuk yang secara otomatis akan menjalankan request client secara berkala, dan menjalankan tools accounting radius secara berkala sesuai kebutuhan.

Gambar 3. Desain Komunikasi Webservice untuk request data 3.3 Tabel Pendukung Sistem

Pada penelitian ini memanfaatkan tabel-tabel pada database yang tersedia pada paket tool Freeradius server. Selain itu juga dalam penelitian ini digunakan dua buah tabel tambahan untuk menampung data user aktif di tabel krs di database sistem akademis khususnya mahasiswa yang sudah melakukan registrasi (mahasiswa aktif). Tabel itu digunakan untuk mensinkronkan user mahasiswa, dosen dan karyawan pada sistem akademis Universitas dengan user pada sistem autentikasi hotspot, khususnya pada tabel userinfo, tabel radcheck dan radusergroup. User aktif pada sistem akademis dengan memanfaatkan webservice secara otomatis akan dibuatkan user-nya di server autentikasi hotspot, dengan user berupa user id dan password yang sama dengan password untuk akses ke sistem akademis.

3.4 Mekanisme Otentikasi User Hotspot

Sistem autentikasi hotspot menggunakan halaman Web page login ini sebagai perantara antara user dan RADIUS server dimana RADIUS client sebagai medianya, dengan memiliki uamsecret untuk authorisasi. Cara kerja server autentikasi bisa dilihat pada gambar 4. Cara kerja server otentikasi ini sebagai berikut, pertama setiap user yang terkoneksi ke hotspot akan  mendapatkan ip dari chillispot. Pada saat user membuka halaman browser dan mencoba mengakses halaman web di internet, semuanya akan diredirect ke login username dan password. Ketika username dan password telah dimasukkan maka Chillispot akan menanyakan ke server Freeradius apakah ada username dan password yang dimasukkan oleh si user bersangkutan. Freeradius akan mencocokkan username dan password yang dimasukkan melalui database yang dibuat di database MySQL (user pengguna hotspot adalah user aktif pada sistem akademis). Jika ada, si Freeradius akan melaporkan kepada Chillispot dan Chillispot akan memberikan izin sehingga si user bisa surfing di internet, dan jika tidak, maka si Freeradius akan melaporkan ke Chillispot bahwa username dan password yang dimasukkan tidak ada, Chillispot tidak akan membuka akses untuk surfing internet, dan akan meminta login ulang dan begitu seterusnya.

Gambar 4. Mekanisme Otentikasi User 3.5 Kriteria Evaluasi dan Teknik Pengukuran

Di dalam penelitian yang menjadi kriteria evaluasi pada sistem autentikasi hotspot adalah autentikasi, autorisasi pengguna, dan pencatatan (accounting). Sedangkan untuk proses integrasi data yang memanfaatkan webservice dilakukan proses evaluasi adalah kecepatan proses update data oleh sistem webservice. Untuk teknik pengukuran digunakan tools untuk monitoring statistik pada sistem autentikasi hotspot, sedangkan pada sistem webservice dilakukan proses monitoring keberhasilan proses integrasi data dengan memperhatikan besaran data yang dintegrasikan.

4. Hasil dan Pembahasan 4.1  Implementasi Sistem Autentikasi Hotspot Terpusat

Pada penelitian ini dihasilkan sistem Autentikasi Hotspot pada Universitas secara terpusat. Sistem ini memungkinkan jaringan LAN Universitas yang biasanya memiliki banyak titik area hotspot hanya dilayani oleh satu sistem autentikasi (lihat gambar 2). Pada Jaringan LAN Universitas yang memiliki beberapa VLAN dan bahkan memiliki beberapa  ISP sangat memungkinkan untuk terintegrasi pada satu sistem autentikasi. Hal ini memungkinkan karena pada pengujian dilakukan proses  flash firmware (mengganti firmware asli bawaan dari Access Point yang digunakan jenis WRT300N v1.1 dan WRT54GL v.1.1) dengan menggunakan firmware DD-WRT (atau bisa juga Open-WRT dan lainnya) yang memliki dukungan tools captive portal (dalam penelitian ini digunakan captive portal chillispot). Dengan adanya captive portal yang ditanamkan pada Access Point akan memaksa user yang membuka halaman browser dialihkan ke halaman portal autentikasi. Pada sistem autentikasi hotspot ini setiap user yang masuk kedalam hotspot kita lewat wireless dan mencoba untuk browsing internet, semuanya akan diteruskan ke halaman login oleh Chillispot. Untuk membuat halaman login dan halaman untuk manajemen user dan bandwidth dibutuhkan webserver dan database. Dalam penelitian ini menggunnakan webserver apache dan database MySQL. Untuk halaman autentikasi bisa menggunakan halaman portal dari chillispot yang bisa didownload di http://www.chillispot.info/download/chillispot-1.1.0.tar.gz atau bisa juga menggunakan hotspotlogin.php yang bisa didownload di http://sourceforge.net/projects/ezradius/. Untuk memperkuat keamanan pada halaman autentikasi ini diaktifkan fitur SSL, agar server bisa memberikan sertifikasi bagi client yang sudah melewati proses autentikasi untuk menghindari adanya man in the midlle attack. Sedangkan untuk proses monitoring bagi admin, maka pada penelitian ini menggunakan tools dialupadmin. Untuk mengamankan akses dialupadmin maka diaktifkan fitur .htaccsess untuk mengamankan dialupadmin dengan user dan password.

Gambar 5. Menu Interface Login 4.2 Pengembangan Aplikasi Webservice Untuk Update Data User secara Otomatis

Dalam penelitian ini dibuat aplikasi yang memanfaatkan webservice untuk berkomunikasi langsung dengan database Universitas. Aplikasi ini dikembangakan dengan bahasa pemrograman PHP dan memanfaatkan library XML-RPC yang bisa didownload di http://phpxmlrpc.sourceforge.net/. Aplikasi yang dikembangkan terdiri dari dua bagian yaitu aplikasi client yang terdiri dari dua aplikasi utama yaitu input_user.php dan input_user_dos.php, bagian lainnya aplikasi server yang diberi nama serverhotspot yang berisi program utama server1.php. Untuk aplikasi client diletakkan di server radius sedangkan aplikasi server dititipkan di server akademis. Aplikasi server menyediakan dua function yaitu datamhsaktif yang akan memberikan data mahasiswa aktif dan datadosaktif akan memberikan data dosen aktif. Cara kerja sistem sebagai berikut:

Gambar 6. Algoritma Input User Mahasiswa Cara kerja sistem aplikasi input_user_dos.php bekerja sebagai berikut: Gambar 7. Algoritma Input User Dosen

Agar aplikasi client bisa secara otomatis meng-update data maka perlu diinstal aplikasi crontab yang akan menjadwalkan aplikasi untuk dijadwalkan secara otomatis. Aplikasi crontab digunakan untuk menjalankan aplikasi client yang secara otomatis akan merequest data mahasiswa aktif dan data user aktif ke server akademis dan menginputkan user ke dalam database radius. Sistem ini dijalankan setiap malam saat sistem tidak banyak yang menggunakan. Sehingga data user yang ada di database radius database akademis menjadi sinkron. Selain itu juga crontab menjalankan aplikasi total statistik harian dan total statistik bulanan setiap pengguna hotspot.

4.3  Implementasi dan Pengujian

Dalam Penelitian  Server Autentikasi Radius ini berfokus pada tiga aspek dalam mengontrol akses user, yaitu autentikasi, autorisasi dan pencatatan

4.3.1 Autentikasi (Authentication)

Proses pengesahan identitas pengguna (end user) untuk mengakses jaringan. Proses ini diawali dengan pengiriman kode unik username dan password) oleh pengguna kepada server. Di sisi server, sistem akan menerima kode unik tersebut,  selanjutnya membandingkan dengan kode unik yang disimpan dalam database server. Jika hasilnya sama, maka server akan mengirimkan hak akses kepada pengguna. Namun jika hasilnya tidak sama, maka server akan mengirimkan pesan kegagalan dan menolak hak akses pengguna. Saat telah terkoneksi ke hotspot maka user (mahasiswa dan dosen) akan diautentikasi dengan halaman login seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Interface Login Sukses

Server akan memeriksa apakah user adalah user aktif yang sudah terdaftar di dalam database. Jika sudah terdaftar maka akan ada pesan seperti pada gambar 9. Jika tidak maka akan tampil kembali menu login. Di server sendiri akan mencatat semua transaksi login  yang disimpan di /var/log/freeradius/radius.log. Dari sisi keamanan sistem yang dikembangkan memiliki keamanan yang cukup memadai karena menggunakan protokoll https, sehingga pada saat dilakukan data trap menggunakan tools wireshark, terlihat bahwa user dan password yang dimasukkan tidak bisa dilihat karena terenkripsi. Selain itu untuk keamanan password yang disimpan di database dienkripsi dengan menggunakan MD5, dengan cara menyimpan atrribute di tabel radcheck dengan  atribute MD5-Password

4.3.2 Autorisasi (Authorization)

Merupakan proses pengecekan wewenang pengguna, mana saja hak-hak akses yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Khusus untuk mahasiswa autorisasinya dibatasi  di tabel radgroupreply (gambar 9). Dengan sistem yang dibangun user dikelompokkan dalam group yang bisa dibatasi hak aksesnya, misalnya: lama waktu koneksi perhari, perminggu dan perbulan, maksimal bandwith upload dan download, batas kuota bandwitdh user perhari, perminggu dan perbulan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing group.

Gambar 9. Aturan otorisasi bagi user mahasiswa Sedangkan aturan dosen tidak dibatasi sesi koneksi dan maksimal upload dan download-nya. 4.3.3 Pencatatan (Accounting)

Sistem yang dikembangkan memiliki kemampuan pengumpulan data informasi seputar berapa lama user melakukan koneksi dan billing time yang telah dilalui selama pemakaian digunakan.   Proses dari pertama kali seorang user mengakses sebuah sistem, apa saja yang dilakukan user di sistem tersebut dan sampai pada proses terputusnya hubungan komunikasi antara user tersebut dengan sistem, dicatat dan didokumentasikan disebuah database server. Dengan demikian admin bisa memantau aktivitas user untuk menentukan berbagai kebijakan manajemen jaringan. Untuk proses pengumpulan data informasi seputar berapa lama user melakukan koneksi dan billing time yang telah dilalui selama pemakaian digunakan tools Dialup Admin.

Gambar 10. Menu Interface Dialup Admin untuk melihat user accounting

Pada gambar 10 merupakan menu interface untuk melihat user accounting. Dengan menu tersebut bisa terlihat tanggal dan jam login serta logout, user yang login, ipnya serta jumlah upload dan downlod. Untuk monitoring aktivitas pengguna hotspot ini dilakukan dengan tools dialupadmin dan tools lighsquid. Dengan tools dialupadmin bisa dilihat user yang sedang aktif, statistik pengguna, jumlah bandwith yang digunakan oleh masing-masing user, user yang paling lama menggunakan akses wireless dan lain-lain. Untuk membantu monitoring apa yang diakses pengguna maka digunakan tools ligtsquid yang dipasang di sisi proxy. Dengan tools lighsquid tersebut bisa dilihat user yang paling banyak menggunakan bandwith, titik-titik hotspot mana saja yang paling banyak user yang mengaksesnya (berdasarkan kelompok ip user). Dari hasil monitoring tersebut bisa dianalisis untuk menentukan kebijakan seperti pembatasan bandwith, pembatasan session user, pemblokiran situs, penambahan titik hotspot di lokasi-lokasi tertentu dan lain-lain.

Gambar 11. Report Monitoring Lightsquid untuk melihat akses user 4.3.4 Pengujian Web Service Integrator

Pada penelitian ini dilakukan pengujian sinkronisasi data menggunakan aplikasi berbasis XML web service yang dikembangkan. Dilakukan proses sinkronisasi data mahasiswa dan dosen dengan berbagai ukuran data didapatkan bahwa aplikasi tidak bisa mentransfer data XML yang berukuran lebih dar 10 M. Pada pengujian ini dilakukan proses kustomisasi konfigurasi MySQL dan apache untuk bisa mentransfer data. Konfigurasi tersebut antara lain konfigurasi maksimum ukuran memory dibuat sebesar 32 M, ukuran file yang ditransfer sebesar sekian 32 M, maksimal waktu loading file sebesar 300 s. Ukuran data yang ditransfer sangat berpengaruh dengan kecepatan transfer. Untuk ukuran data yang kurang dari 10 M data berhasil ditransfer, dan untuk ukuran data yang lebih besar  harus ditransfer maka terjadi aplikasi tidak berhasil mentransfer seluruh data. Hal ini terjadi pada saat setelah aplikasi server berhasil menjalankan query, maka aplikasi server akan menggenerate dokumen XML yang akan ditransfer ke client. Kegagalan proses terjadi pada saat pembentukan dokumen XML yang membutuhkan memory yang cukup besar. Untuk itu dalam proses sinkronisasi data menggunakan aplikasi webservice ini perlu dipertimbangkan ukuran data yang akan ditransfer sebaiknya tidak melebihi 10 M. Hal ini bisa disiasati pada script dengan memecah data dengan query yang digunakan, misalnya data query dijalankan berdasarkan program studi atau fakultas sehingga proses data yang ditransfer dari data akademis ke data server hotspot tidak terlampau besar.

4.4 Perbandingan Sistem yang dikembangkan dengan Sistem yang Berbasis LDAP

LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) adalah sebuah protokol yang umum digunakan untuk mengakses, dan menyimpan direktori. Data yang disimpan di direktori LDAP biasanya berisikan nama user, password user, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan biodata user, sehingga LDAP juga sering digunakan untuk data single sign-on yaitu satu account untuk semua layanan  seperti FTP, web, authentikasi desktop samba, authentikasi pc-client dan lain-lain yang mungkin berurusan dengan autentikasi. LDAP memilki struktur hirarki yang memudahakan aplikasi untuk membaca sehingga mengurangi overhead dibandingkan dengan database sehingga LDAP bisa menggantikan fungsi database untuk sistem autentikasi. Untuk pengembangan sistem autentikasi hotspot terpusat yang menggunakan radius server seperti pada penelitian ini, administrator bisa memilih menggunakan teknologi LDAP , SQL, file password ataupun menggunakan script lain. Faktor pemilihan teknologi yang digunakan biasanya berdasarkan ketersediaan dan dukungan teknologi yang digunakan di Universitas itu sendiri. Karena pada umumnya tidak semua layanan yang membutuhkan autentikasi  memiliki dukungan teknologi LDAP khususnya sistem akademis, mengingat layanan-layanan yang ada di Universitas biasanya dikembangkan oleh berbagai vendor  dengan berbagai macam platform. Untuk itu keluwesan teknologi webservice untuk menjembatani berbagai macam platform bisa dimanfaatkan. Termasuk untuk menjembatani teknologi berbasis LDAP dengan teknologi yang tersedia di Universitas. Untuk pengembangan sangat memungkinkan menggabungkan teknologi RADIUS, LDAP dan webservice untuk mendukung layanan single sign on. LDAP akan berfungsi menyimpan data direktori pengguna, sedangkan untuk mensinkronkan data bisa digunakan webservice, karena keterbatasan teknologi LDAP sendiri untuk proses sinkronisasi yang perlu dilakukan secara manual.

4.5 Evaluasi

Dari hasil pengujian sistem autentikasi hotspot yang memanfaatkan apliasi webservice diujikan pada hotspot  yang terkoneksi ke internet melalui beberapa VLAN Kampus dan menggunakan 2 jaringan ISP yang berbeda. Dari hasil pengujian sistem yang dikembangkan untuk konektivitas cukup efisien dan praktis. Untuk terkoneksi ke hotspot seorang user membutuhkan waktu kurang dari 10 detik. Semua VLAN yang ada di lingkungan Universitas bisa dipasang jaringan wireless yang sistem autentikasinya diarahkan ke satu server radius. Di sisi lain kemudahan menggunakan sistem autentikasi yang dibuat, mahasiswa dan dosen tidak perlu mendaftar untuk bisa menggunakan layanan hotspot dan tidak perlu dipusingkan harus mengkonfigursai IP dan lain-lain. Karena mahasiswa yang sudah registrasi secara otomatis akan dimasukan sebagai user, sedangkan bagi dosen dan karyawan otomatis jika sudah terdaftar di database akademis bisa langsung bisa mengakses sistem.  Bagi admin sendiri juga tidak perlu melakukan update data user secara manual karena sistem akan mengupdate data user secara otomatis setiap harinya dengan aplikasi web service yang telah dikembangkan. Aplikasi web service yang dihasilkan mampu melakukan sinkronisasi data sehingga dapat mengatur transformasi data dari kedua sistem yang berbeda dengan menggunakan format XML saat data dikirimkan dan saat diterima data tersebut ditrasformasikan kembali ke bentuk semula, tetapi hal ini tidak signifikan dengan keluwesan dan kemampuan yang dimiliki XML-RPC. Akan tetapi perlu diperhatikan ukuran data yang akan disinkronkan menggunakan aplikasi web services, berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan aplikasi web services yang dikembangkan sangat tergantung dengan ukuran memori server. Sebaiknya untuk data yang >10 M dilakukan proses pemecahan query. Dari sisi keamanan penggunaan sistem autentikasi ini juga relatif aman bagi data pengguna, karena memanfaatkan sistem tunelling seperti VPN yang akan mengenkrip semua data yang dikirim client maupun server hotspot, sedangkan di sisi databse sendiri password user terenkripsi menggunakan MD5. Sehingga data yang dikirim via wireless semuanya akan dienkrip sehingga lebih aman untuk aksi penyadapan.

5. Kesimpulan DAN SARAN Dari hasil penelitian dan analisa ditarik beberapa kesimpulan :

a. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi sinkronisasi basis data antara sistem informasi akademik dan sistem autentikasi hotspot yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP, database MySQL serta menggunakan teknologi middleware XML Remote Procedure Call.

b. Dari hasil pengujian sistem autentikasi Hotspot terpusat untuk konektivitas cukup cepat hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 detik dan bisa dimplementasikan di VLAN terpisah. Dan juga bisa menjembatani penggunaan jaringan internet yang terpisah dari jaringan VLAN radius server seperti yang diujicobakan pada jaringan internet dari beberapa ISP yang berbeda. User bisa diarahkan untuk otentikasi dulu di jaringan intranet (radius server) sebelum bisa menggunakan jaringan internet.

c. Penelitian ini bisa dikembangkan menjadi sistem single sign on terpusat dengan mengkombinasikannya dengan teknologi CAS dan LDAP untuk seluruh sistem yang dimiliki di suatu Universitas. Pada sistem single sign on terpusat tersebut dibutuhkan portal yang menjembatani seluruh sistem yang dimiliki Universitas selain sistem akademis, seperti sistem elearning, digital library, email dan lain-lain. Dengan login ke sistem autentikasi hotspot maka user akan secara otomatis login ke seluruh sistem.

PUSTAKA
[1] Budi, S., (2008). Analisa dan Perancangan Web Services untuk Sistem Informasi Universitas. Seminar Nasional Sistem dan Informatika, STIKOM.
[2] Hariyanto, B. (2004). Sistem Manajemen Basis Data. Informatika, Bandung.
[3] Herald, S. dan Adri P., (2009). Web Services Sebagai Solusi Interoperabilitas Antar Aplikasi E-Government. Diakses dari  Kamis, 07 Oktober 2010 dari http://restama.com/ebook/web-services-sebagai-solusi-interoperabilitas-antar-aplikasi-e-government/.
[4] Nixon E., Adnan, Dasa, (2008). Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan WLAN Berbasis Radius Server (Studi Kasus: WLAN STTI I-Tech). Teknik Informatika STTI NIIT I-Tech, Jakarta.
[5] Riskadewi.,  Gede Karya,  (2004). Representasi dan Sinkronisasi Basis Data Relasional Dengan Dokumen XML. Jurnal Integral, Vol. 9 No. 1, Maret 2004, Bandung.
[6] Yesi , N.K. dan Ilman, Z.Y., (2008). Autentikasi Pengguna Wireless LAN Berbasis Radius Server (Studi Kasus: WLAN Universitas Bina Darma). Jurnal Ilmiah Matrik, Vol. 10 No. 2, Agustus 2008.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: